Rabu, 15 Maret 2017

Resensi Buku Non Fiksi dan Fiksi

Hai kawan! Sudah 3 tahun enda ngeblog penulisnya sudah jadi anak SMA sekarang hehe. Nah disini aku pengen bagiin beberapa tugas yang sudah aku kerjakan. Langsung saja cekidot!

Kali ini aku mau bagiin tugas tentang resensi buku. Tugas ini biasa diterima oleh siswa kelas 11 dalam kurikulum 2013. Sebenernya, apasih resensi buku itu? Kalo menurut saya sendiri resensi buku itu kita memberi komentar pada buku yang kita punya (buku utama), tetapi kita membandingkannya dengan buku yang lain (buku pembanding). Wah, berarti harus banyak baca buku dongg! Tentu sajaaaa, tetapi buku pembandingnya harus memenuhi 2 buah syarat, penulisnya sama tetapi temanya berbeda (contoh : buku utama Aku Malu dan buku pembandingnya Dia Haus karya Sibutadari Guahantu) dan penulisnya berbeda tetapi temanya hampir sama (contoh : buku utama Sepatuku karya Sir Tomaz dan buku pembandingnya Sepatumu karya Sir Tomiz).

Berarti kita benar-benar serasa seperti kritikus dong? Tentu sajahhh mayan kali2 kalau sudah dewasa mau jadi kritikus bisa belajar dari sekarangg. Dalam dunia nyata, biasanya resensi ditujukan pada buku yang akan keluar maupun yang baru aja keluar. Biasanya penulis buku akan memberi amanat *weew* kepada sang peng-resensi untuk membuatkan resensi tentang bukunya. Tujuannya? Tentu saja agar khalayak masyarakat bisa tahu jika buku itu ada dan memiliki pertimbangan untuk membelinya.

Dibawah ini ada 2 contoh resensi buku, yaitu non fiksi (seperti buku pelajaran, ensiklopedia) dan fiksi (seperti novel, cerpen). Nah secara garis besar, struktur dari kedua resensi ini tidak terlalu jauh berbeda. 
  1. Uraian = berisi uraian singkat dan kelebihan kelemahan
  2. Penutup = berisi kalimat2 terakhir eaaa, kesimpulan kita tentang buku yg diresensi

Secara struktural *weew* resensi buku dibagi sebagai berikut =
1. Identitas buku = berisi profil dari buku utama yang diresensi. Jika ada yang tidak diketahui gpp
  • Judul
  • Pengarang
  • Penerbit
  • Tahun terbit
  • Tempat terbit
  • Cetakan ke
  • Harga 
  • ISBN
  • No. identitas
2. Pendahuluan = berisi tentang kesan buku secara sekilas serta perkenalan pada pengarang
  • Kesan terhadap buku = kesan pertama kita saat berjumpa dengan si buku *eaaa*
  • Mengenalkan pengarang = kita kenalin pengarangnya secara singkat padet jelas
  • Membandingkan dengan buku lain = kita bandingin dgn buku lain, seperti temanya dll
  • Kekhasan pengarang = kita beritahu ciri khas pengarangnya, seperti suka pake pantun dll
  • Keunikan buku = yg ini kita beritahu uniknya buku itu, seperti terbuat dari kertas *yaiyala*
3. Isi resensi/uraian = berisi ulasan (rangkuman) singkat serta kelebihan dan kelemahannya
  • Rumusan kerangka buku (sinposis) = seperti yang kita ketahui yaitu mengenai cerita singkat (buku nonfiksi tidak perlu pake ini)
  • Ulasan singkat isi buku = kalo disekolahku, kami ngerangkum perbab serta ngejelasin unsur intrinsik buku ini (tema, alur, setting&suasana, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa)
  • Kelebihan buku = tentu sajaa mengenai bagusnya bukuya apaa.
  • Kelemahan buku = tentu sajaa mengenai jeleknya bukunya apaa.
4. Penutup resensi = berisi pesan-pesan kita pada pembaca tentang buku yg kita resensi
  • Kesimpulan = kita beritahu secara garis besar tentang yg diatas.
  • Tujuan buku = kita ngasitau buku ini bagusnya buat siapa saja, baik tua muda, lelaki perempuan, jomblo taken *eaaaa*
Jangan lupa dalam menulis resensi, diusahakan untuk tidak mencantumkan poin-poin diatas secara tertulis, misal : Identitas buku blablabla, Pendahuluan blablabla, jadi usahakan terlihat menyatu dan berupa paragraf. Poin-poin diatas juga tidak harus berurutan. Oke selamat menikmati dan maaf jika ada yang error-error hehe.



Resensi Buku Non Fiksi

Buku Utama
No. Identitas
1 6 B 0 0 0 0 6 1
Buku Pembanding
No. Identitas
1 6 B 2 0 1 6 1 6 0 5 1




Judul                  : Evolusi
Pengarang          : Kim Bryan, Ph.D
Penerbit             : Grolier Publishing Company
Tahun Terbit      : 2010
Dimensi Buku   : 21 cm x 29,5 cm x 0,5 cm
Halaman            : 80 halaman
ISBN                 : 978 – 979 – 534 – 763 – 7

                “Materi Biologi!” merupakan tema inti yang dibawakan oleh sang penulis Kim Bryan, Ph.D dalam 10 volume buku karyanya bersama teman-temannya. Buku yang merupakan volume ke-9 yang berjudul “Evolusi” ini memiliki ukuran yang cukup besar, tetapi dengan isi yang ringkas dan disusun secara sistematis. Ini berarti buku ini mengkaji lebih dalam mengenai apa, bagaimana dan kapan evolusi itu secara detail. Nama penulis ini tentunya kurang dikenal di tanah air karena sejatinya buku ini merupakan terjemahan versi luar. Tetapi tentunya tidak mudah bagi seorang penulis untuk menulis 10 buku dengan suatu tema inti.
                Pertama, buku ini (dimisalkan Buku 1) mengkaji mengenai pengertian evolusi yaitu proses perubahan dalam kelompok makhluk hidup dengan berjalannya waktu (hal. 4). Sementara “kerabat dekat” buku ini, dengan judul yang sama “Evolusi” (dimisalkan buku 2) ditulis oleh Jen Green memiliki kajian pengertian evolusi yang hampir serupa, hanya dengan sedikit tambahan yaitu proses perubahan makhluk hidup seiring dengan berjalannya waktu, sehingga terbentuk spesies baru (hal. 4). Dari kedua pengertian ini dapat terlihat, bahwa buku karya Jen Green sedikit lebih detail dalam mengkaji mengenai pengertian evolusi.
                Kedua, buku 1 mengkaji mengenai kisah-kisah kehidupan yaitu kehidupan dimulai di dalam samudra yang terselimuti es, kaldera yang mendidih, kolam-kolam mineral dan geiser, serta tumbukan meteor (hal. 54). Sementara buku 2 juga mengkaji mengenai kisah-kisah kehidupan (penciptaan) yaitu kisah versi Cina, mengenai Chaos, banjir besar, sampai pembentukan permukaan bumi (hal. 6-8). Dari kedua kajian ini cukup jelas terlihat bahwa buku 1 mengkaji kisah-kisah kehidupan secara sains (ilmiah), sementara buku 2 lebih ke arah sejarah dan kepercayaan.
                Terakhir, buku 1 mengkaji mengenai mutasi yaitu perubahan mendadak yang permanen dalam bahan genetika suatu sel (hal. 29). Sementara buku 2 juga mengkaji mengenai mutasi yaitu kesalahan acak yang terjadi ketika gen-gen disalin di dalam sel (hal. 31). Jika dilihat, kedua buku ini mengkaji mutasi secara berbeda. Buku 1 menggunakan bahasa eksplanasi yang netral (kata “perubahan” bisa menjadi baik atau buruk). Sementara buku 2 menggunakan bahasa yang sedikit ambigu (kata “kesalahan” menyebabkan beberapa pembaca awam langsung berpikiran negatif mengenai mutasi”.
                Pada akhirnya, kedua buku ini dapat mengkaji materi “Evolusi” ini dengan baik. Perbedaan terbesar yang terlihat adalah cara penyampaiannya. Buku 1 membuka kajiannya pada apa, bagaimana, dan kapan evolusi tersebut terjadi, sehingga sebagian besar materi dalam buku ini didasarkan pada sains (ilmiah). Pada buku 2, kajiannya langsung dibuka dengan fakta-fakta penciptaan, sehingga lebih berlandaskan pada sejarah dan kepercayaan. Uniknya, kedua buku ini sama-sama dilengkapi daftar istilah, informasi lebih lanjut, dan indeks sehingga keduanya memudahkan pembaca untuk lebih memahami isi buku.

a.       Buku 1   (+) Ukuran tulisan besar sehingga mudah dibaca
(+) Disusun secara sistematis sehingga lebih terlihat proses terjadinya
(+) Terdapat percobaan kecil yang bisa dicoba pembaca (hal. 66)
(+) Terdapat daftar istilah dan indeks yang memudahkan pembaca memahami isi buku
(+) Mengandung banyak gambar sehingga tidak bosan dalam membacanya
(─) Ukuran buku tebal sehingga cukup sulit dibawa-bawa
(─) Tidak memiliki pendahuluan yang menyulitkan pembaca mengetahui topik kajian
(─) Mengandung banyak kata-kata yang sulit dimengerti
b.       Buku 2   (+) Ukuran buku kecil sehingga praktis dibawa kemanapun
(+) Memiliki pendahuluan yang memudahkan pembaca mengenal topik kajian
(+) Mengandung banyak gambar sehingga tidak bosan dalam membacanya
(+) Lebih condong pada sejarah dan kepercayaan sehingga lebih mudah dipahami
(─) Proporsi huruf terlalu banyak sehingga membuat pembaca mudah bosan
(─) Tidak ada praktek yang dapat dicoba pembaca


                Pada akhirnya, buku “Evolusi” karya Kim Bryan ini tersusun dengan cukup baik. Melihat dari berbagai kelebihan pada buku ini cukup mengundang kita dalam memiliki buku ini. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, tapi kelemahan-kelemahan ini cukup mudah dikompromi. Intinya, buku ini cukup baik dengan materi yang tersusun secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami.

Resensi Buku Fiksi
Judul buku          : Lipu
Pengarang           : Drs. La Ode Boa
Penerbit              : PT. Dian Ariesta
Tempat terbit      : Jakarta
Tahun                 : 2002
Dimensi buku     : 14,3 cm x 20,6 cm x 0,45 cm
Halaman             : 76 halaman
ISBN                  : 979 - 3307 - 09 - 9
No. identitas      : 16B1067

Buku yang saya resensikan kali ini berjudul "Lipu" yang dikarang oleh Drs. La Ode Boa. Drs. La Ode Boa sendiri merupakan penulis berdarah Buton, dimana dapat terlihat dari karya-karyanya. Salah satu buku karyanya selain "Lipu" adalah "Buton Dalam Gerimis". Uniknya, kedua buku ini sama-sama menceritakan menyenai peperangan dan konflik horizontal yang terjadi dalam masyarakat, dimana pada "Lipu" terkandung sedikit unsur romansa, sementara "Buton Dalam Gerimis" terdapat perang saudara yang berakhir maut. Kedua buku ini juga sama-sama menggunakan sedikit bahasa Buton, Kedua buku ini juga sama-sama mengandung pesan moral secara tersurat mmupun tersirat.

Pertama kali saya melihat buku ini, saya mengira buku ini bergenre horor karena dapat dilihat dari covernya yang "berbau" horor, Tetapi ternyata salah setelah saya membacanya. Dilihat dari segi percetakannya, buku ini cukup nyaman dipegang karena ukurannya yang tidak terlalu besar serta tidak terlalu tebal. Bahan sampulnya juga terbuat dari kertas plastik sehingga tidak mudah robek. Buku ini memiliki 1 buah keunikan dibanding buku lain yang bergenre sama, yaitu pada bagian terakhir buku ini terdapatkamus bahasa Buton yang memudahkan pembaca untuk menngerti kata-kata dalam buku yang memang terdapat sedikit bahasa Buton.

Memandang dari unsur intrinsik buku ini, buku yang bertemakan "konflik dan peperangan akan berujung penyesalan" ini menggunakan alur maju, dengan settingnya terdapat di banyak tempat (rumah, gedung, kebun, kamar, dan rumah sakit). Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga, dimana penulis tidak terlibat dalam cerita. Secara singkat, buku ini menceritakan tentang Lipu, seorang remaja yatim yang mengalami banyaknya ombak kehidupan, tetapi berhasil melewatinya dan dapat meraih cita-citanya.

Pada bab 1, buku ini menceritakan mengenai Lipu yang harus mengungsi karena terjadi konflik horizontal di daerahnya yang berujung pada kehancuran. Ia bertemu adik kelasnya, Leja dan menerima tawarannya untuk menginap dirumahnya bersama ibunya. Pada bab 2, buku ini menceritakan mengenai Lipu yang menjadi dekat dengan Leja, tetapi orang tua Leja memanfaatkannya dengan memberi Lipu tugas rumah yang berat. Pada bab 3, Lipu menghadiri undangan ulang tahun yang diberikan temannya bersama Leja, yang ternyata merupakan perayaan ulang tahun Lipu sendiri. Tetapi, Lipu dan Leja diserang saat di parkiran yang dapat dikalahkan bersama teman-temannya. Dari sinilah diketahui bahwa ayah Leja yang melakukannya. Pada bab 4, Lipu yang masih terluka harus menerima pengusiran dari majikannya sendiri karena masalah demi masalah yang dihadapinya. Pada bab 5, Lipu dibantu gurunya Pak Rusdin untuk mempersiapkan dalam ujian akhir meskipun ibunya meninggal pada bab ini, Syukur, ibunya meninggalkan sedikit harta yang dapat digunakan untuk membiayai Lipu dalam pendidikan lanjutnya. Pada bab 6, Lipu berusaha membongkat kedok ayah Leja dengan memata-matai kantornya. Hampir menghadapi maut, Lipu berhasil diselamatkan dan ayah Leja mendapat cercaan. Pada bab terakhir, Lipu berhasil menyelesaikan pendidikannya dan menjadi dokter di suatu pulau terpencil, yang merupakan tempat Leja dan keluarganya mengasingkan diri. Di tempat inilah Lipu harus mengucapkan salam perpisahannya dengan Leja karena akan menikah dengan anak dari Pak Rusdin. Di tempat ini jugalah ayah Leja menyadari kesalahannya tetapi sudah terlambat.

Keunggulan buku ini terletak pada cerita yang dibawakannya, dimana sangat menarik dan terus membuat pembaca penasaran. Amanat yang dapat ditarik dari buku ini juga mudah ditemukan dan sangat berhubungan dengan kehidupan bernegara kita. Kualitas pencetakan juga sangat baik dengan ukuran kata yang nyaman dibaca. Sayangnya, kisah dari buku ini cukup mudah ditebak dengan membaca judulnya. Gambar-gambar yang disediakan buku ini khususnya pada sampul yang saya miliki berbayang sehingga kurang jelas menggambarkan isi buku ini.

Pada akhirnya, saya dapat menarik kesimpulan bahwa buku ini sangat baik. Kualitas fisik buku ini baik dan nyaman untuk dibaca. Cerita yang dibawakan tidak membosankan dan mengandung amanat yang banyak dan amat dalam. Buku ini dapat dibaca bagi semua kalangan umur, karena tidak mengandung hal-hal yang kurang baik dan amanatnya dapat diamalkan bagi setiap orang yang membacanya. Dijamin, pembaca akan merasa ketagihan untuk mengetahui cerita Lipu lebih lanjut dalam setiap babnya.


Itulah kedua resensi yang saya miliki. Jika ada pertanyaan, pernyataan, kritik, maupun saran silahkan menuliskan komentar. Selamat belajar dan tetap semangat!

Kamis, 21 November 2013

Rangkuman IPS Kelas 7 mengenai Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi sebagian atau seluruhnya pada bidang datar diperkecil dengan skala dan menggunakan dan simbol
a.    Peta berdasarkan isi
       1.    Peta Umum ( Peta Ikhtisar) yaitu peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah. pada peta Umum terdapat sungai, jalan, sawah jalan KA, dll
       a).   Peta Topografi, yaitu peta umum berskala besar (s.d. 1 : 50.000), daerah yang dipetkan sempit, fenomen yang tergambar sangat detail.
       b).   Peta Khorografi, yaitu peta berskala sedang, berisi kenampakan permukaan bumi yang luas.
       c).   Peta geografi, yaitu peta umum yang berskala kecil, kenampakan tidak detail, ---contoh, peta dunia

       2.    Peta Khusus atau Peta Tematik, adalah peta yang menggambarkan kenampakan tertentu permukaan bumi. --contoh, peta kepadatan penduduk, peta pertanian, peta populasi ternak, peta daerah rawan banjir

b.    Peta berdasarkan Skala Peta
       Peta berdasarkan skala dibedakan sebagai berikut.

       1)    Peta kadaster, skala 1:100 – < 1:5.000. ---contoh peta pada surat/sertifikat tanah

       2)    Peta skala besar, skala 1:5.000 – < 1:250.000. daerah yang dipetkan sempit, ---contoh peta kelurahan, kecamatan, kabupaten

       3)    Peta skala sedang, skala 1:250.000 – < 1:500.000. ---contoh peta provinsi,

       4)    Peta skala kecil, skala 1:500.000 – < 1:1.000.000. ---contoh peta negara

       5)    Peta skala geografi, skala > 1:1.000.000. ---contoh peta negara, kelompok negara, dunia

c.    Peta Berdasarkan objek yang dipetakan
       1)    Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan keadaan yang relatif tetap, jarang berubah, ---contoh, peta administerasi, peta geologie, peta jenis tanah, peta desa, peta kota, peta negara
       2)    Peta Dinamis, yaitu peta yang menggambarkan keadaan yang dinamis, selalu berubah, ---contoh, peta guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta transportasi, peta pariwisata

d.    Peta berdasarkan bentuknya
       1)    Peta datar, yaitu peta yang dibuat pada suatu bidang datar

       2)    Peta timbul, yaitu peta dalam bentuk tiga dimensi yang menggambarkan permukaan bumi mirip dengan yang sebenarnya

       3)    Peta digital yaitu peta yang semua data permukaan bumi dalam bentuk file (disimpan pada hard disk, flash disk) penayangannya dengan menggunakan layar monitor dan komputer.
Komponen - Komponen Peta
1.       Judul Peta
2.       Garis Tepi
3.       Mata Angin / Orientasi / Petunjuk Arah
4.       Skala Peta
5.       Simbol Peta
6.       Warna Peta
7.       Legenda
8.       Inset
9.       Grid - Gratikul (Garis lintang dan Garis bujur)
10.     Sumber dan Tahun Pembuatan
11.     Tipe Huruf (Lettering)
12.     Proyeksi Peta

1. Judul Peta
Judul =  nama =  tajuk pada peta yang merupakan  nama suatu daerah yang digambar.

Judul peta menunjukkan data dan daerah yang tergambar sesuai dengan isi peta, supaya tidak menimbulkan penafsiran ganda pada peta

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting, karena biasanya seseorang terlebih dahulu melihat judul, baru membaca isi peta

Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta, tetapi dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, yang tidak mengganggu kenampakan peta.

Penulisan judul peta biasanya menggunakan huruf cetak tegak (huruf besar)
---Contoh,
PETA ASIA,
PETA DUNIA
PETA INDONESIA
PENYEBARAN PENDUDUK KABUPATEN MUSI RAWAS

2. Garis Tepi
adalah garis yang ada pada sekeliling tepi peta yang merupakan garis untuk membatasi ruang peta, sebaiknya dibuat rangkap

3. Mata Angin / Orientasi / Petunjuk Arah
Adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur, selatan, barat atau arah daerah yang digambar

Petunjuk arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara.

Petunjuk biasanya diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menganggu kenampakan peta.

Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan.

4. Skala Peta
Skala pada peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Contoh:
1 .   Peta  kadaster,  berskala  1:  100  s.d.  1:  5.000.
2 .   Peta  skala  besar,  berskala  1  :  5.000  s.d.  1: 250.000.
3 .   Peta  skala  sedang,  berskala  1:  250.000  s.d  1: 500.000.
4 .   Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s.d 1:1.000.000.
5 .   Peta  skala  geografi,  berskala  lebih  besar dari  1  :  1.000.000

5. Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda atau gambar pada peta yang mewakili objek yang ada di permukaan bumi, agar penyajian informasi lebih sederhana dan sistematik.

Simbol peta terdiri dari 3 macam yaitu:

1.    Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut.

2.`   Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis seperti simbol sungai, batas wilayah, jalan, dsb.

3.    Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area seperti: padang pasir, rawa, hutan.

6. Warna Peta
Pada peta, warna digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi

Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas.

Contoh:
1.    laut, danau digunakan warna biru.
2.    temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
3.    curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
4.    dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau.
5.    daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 sampai 3000 meter) digunakan warna coklat tua.

7. Legenda
Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta agar pembaca mudah menafsirkan peta mudah dimengerti oleh, karena legenda menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta.

8. Inset
Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di dalam peta. Inset juga di gunakan untuk menggambar suatu wilayah yang tidak tergamabr pada peta, sehubungan dengan terbatasnya media gambar.

Ada 3 macam fungsi inset yaitu :

a.    untuk menunjukkan lokasi. Inset ini memiliki skala lebih kecil dari peta utama, untuk menjelaskan letak/hubungan antara wilayah pada peta utama dengan wilayah lain di sekelilingnya.

b.    untuk memperbesar/memperjelas. Inset ini memiliki skala lebih besar dari peta pokok, mempunyai kegunaan untuk menjelaskan bagian dari peta pokok yang dianggap penting..

c.    untuk menyambung. Inset ini memiliki skala sama besar dengan peta utama (merupakan peta utama yang disambung)

Fungsi menyambung ini bertujuan untuk :
1.    Menggambarkan wilayah pada peta utama yang terpotong karena keterbatasan pada media kertas/halaman.
2.    Menggambar wilayah yang terpencar

9.  Grid - Gratikul (Garis lintang dan Garis bujur)
Posisi gografis dinyatakan dengan koordinat,  terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah berdasarkan astronomi

Letak suatu tempat pada peta, salah satunya dengan koordinat garis lintang dan garis bujur.

Garis lintang yang membelah Bumi menjadi utara selatan sering disebut latitude. Garis bujur yang membagi Bumi menjadi barat dan timur dikenal dengan longitude.

10. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa peta tersebut bukan hasil rekaan dan dapat dipercaya.

tahun pembuatan berguna untuk mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.

11. Tipe Huruf (Lettering)
Tipe huruf berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Setiap nama simbol menggunakan huruf-huruf standar.

Untuk membuat tulisan pada peta ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:
Nama geografi ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara).Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring.
Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
a)    di bawah simbol kota.
b)    di atas simbol kota.
c)    di sebelah kanan simbol kota.
d)    di sebelah kiri simbol kota.

12. Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah teknik pemindahan bentuk permukaan bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar.

Macam-macam proyeksi peta adalah sebagai berikut.
a.   Proyeksi  azimuthal  (zenithal  projection),  adalah  bidang  proyeksi  yang berupa  suatu  bidang  datar  yang  menyinggung  bola,  pada  kutub  ekuator atau sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi  ini  paling  baik  untuk  menggambar  daerah  di  sekitar  ekuator.

b.   Proyeksi  silinder  (Mercator  projection ),  adalah  semua  garis  horizontal dan  meridian  berupa  garis  lurus  vertikal.  Proyeksi  ini  paling  tepat menggambarkan daerah ekuator sebab ke arah kutub terjadi pemanjangan garis.

c.   Proyeksi  kerucut  (conical  projection),  adalah  garis  yang  memotong  atau menyinggung  globe  dan  bentangannya  ditentukan  oleh  sudut  puncaknya. Proyeksi  ini  menggambarkan  daerah  dilintang  45°

Selamat Belajar :D

Kamis, 14 November 2013

Selamat Datang

HAIIIII ALLLLLLL !!!!!!!Namaku  Bernard Christoper Fernando Oen. Nama panggilanku Bernard. Gua lahir tanggal 19 Februari 2001. Aku saat ini bersekolah di SMP Negeri 1 Balikpapan dan tinggal (?) di kelas 7 CIBI #bukanCeribel looo :P. Selamat menikmati :)
Siswa 7 CIBI berjumlah 22 orang. 11 cewek dan 11 cowok. Berikut absen kelas 7 CIBI
1. Adey Rahmat Saputra
2. Andrea Rhegina
3. Audi Muhammad Favianto
4. Bernard Christoper Fenando Oen
5. Bryan Gautama
6. Dea Netta Priscillia Chan
7. Frietz Noor Abraham
8. Handy Kwong
9. Helmi Dharmawan
10. I Gusti Ayu Agung Virna Pryanka
11. Khairullah
12. Komang Mutiara Savitri Dewi
13. Kumara Pandya Fahar Aptanta
14. Marina Febriana Chariah
15. Meidiana Putri Salsabila
16. Merry Thedjakusuma The
17. Muhammad Hasyriel Dhaifullah
18. Nafisha Aulia Noor
19. Renisah Nur
20. Sean Lienardo Thaniel Chan
21. Shalmia Hawun Mandalika Tusan
22. Umi Lutfiah
Segini aja dulu nanti kulanjutin besok deh :D